Top Picks
"SRIKANDI", Menjadikan Proses Pengarsipan Dokumen Semakin Mudah Kaltim Diprediksi Masuk Musim Kemarau di Pertengahan Bulan Juni Wagub Hadi Mulyadi Buka Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Tahun 2023 Agusriansyah: Diskusi Tidak Mengurangi Esensi Perjuangan Buruh Nasiruddin Tegaskan Pentingnya Perda Bantuan Hukum Wakil Ketua I DPRD Kutim Dukung Pelatihan Menjahit Jadi Penopang Ekonomi Warga

Belum Optimal, Dewan Dorong Pengembangan KEK Meloy

Fokuskaltim.co – Guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Faizal Rachman tidak henti-hentinya mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Meloy.  

Menurut politisi Partai PDI Perjuangan itu, Pemda seharusnya memanfaatkan potensi KEK Meloy sebagai salah penghasil PAD yang dinilai cukup menjanjikan.

“Potensi PAD sangat besar jika pemerintah memanfaatkan industri hilirisasi pengelolaan hasil kelapa sawit,” kata Faizal kepada awak media belum lama ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat ini sejumlah pabrik pengolahan sawit yang beroperasi di wilayah Kutim hanya memproduksi CPO atau minyak mentah dari sawit. Sehingga perlu dilakukan pengelolaan bagi produk turunan dari CPO yang bisa dihasilkan.

“Misalnya minyak goreng, salad oil, sabun, margarine dan masih banyak lainnya. Semuanya bisa dimaksimalkan untuk mendongkrak PAD Kutim,” ucapnya.

Meski demikian, ia menyadari upaya menghadirkan industri hilirisasi CPO di Kutim bukanlah hal yang mudah. Karenanya perlu ada komitmen dari pemda untuk menghadirkan kepastian hukum bagi para investor. 

“Investor membutuhkan kepastian hukum, selain itu harus ada keseriusan pemerintah,” ujarnya.

Selain itu, guna menarik investor. Kutim perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Diketahui, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 85 tahun 2014. Kawasan ini disebut kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) terutama kelapa sawit, kayu dan energi.

Namun hingga kini KEK Maloy belum mampu beroperasi dan menggaet investor sesuai target. Tahun 2023 lalu, investasi yang masuk ke KEK Meloy tersebut hanya senilai Rp 100 miliar. Padahal, jika dibandingkan dengan KEK di daerah lain, investasinya sudah mencapai triliunan rupiah. (ADV)

 

 

 

 

 

 

 

Views 781

Baca Juga